Jejaring sosial semacam facebook sudah
tidak asing lagi dikalangan anak dan remaja seiring dengan kemajuan teknologi. Begitu
mudah dan murahnya teknologi internet sekarang menyebabkan lebih dari 60 persen
anak dan remaja sudah memiliki account jejaring sosial ini. Namun berdasarkan
penelitian, jejaring sosial yang sempat menghebohkan dengan beberapa kasus
penculikan anak dan remaja di Indonesia ini memiliki 2 (dua) dampak sekaligus,
yaitu :
- Sisi baiknya : Bagi anak yang pemalu, jejaring sosial macam Facebook amat membantunya mengungkapkan perasaan dan uneg-unegnya dibanding berbicara langsung. Facebook dan jejaring sosial lain ternyata juga mampu menghadirkan hubungan sosial yang menyehatkan, sebuah langkah penting pada usia remaja.
- Sisi negatifnya : Ternyata jejaring sosial meningkatkan kadar narsis, meningkatkan agresivitas, dan sifat-sifat yang berkaitan dengan kesehatan mental seperti skizofrenia dan depresi. Masalahnya, survei itu tidak mengungkapkan mana yang duluan muncul, apakah persoalan mental atau karena ber-Facebook. Bisa jadi mereka yang narsis sudah dari sononya memang narsis. Atau yang depresi karena memang awalnya sudah mengalami tanda-tanda depresi itu.
Hasil negatif lain terungkap bahwa jejaring sosial online dapat mengurangi
kualitas dan pengetahuan remaja. Rosen memperhatikan bahwa anak-anak yang
sering ber-Facebook di komputer mereka memiliki retensi yang rendah terhadap
apa yang mereka baca. Penelitian lain menunjukkan hasil yang sama dalam hal
SMS.
Ada
saran yang bisa didengar oleh para orangtua. "Jika Anda memantau secara
diam-diam jejaring sosial anak Anda, itu hanya buang-buang waktu. Percayalah,
anak Anda akan menemukan solusinya dalam beberapa menit. Lebih baik Anda
berbicara soal teknologi yang sesuai dengan umur mereka dan bangunlah rasa
saling percaya sehingga ketika ada persoalan, entah mereka diganggu oleh teman
atau melihat gambar yang tak sesuai, mereka akan bicara dengan Anda."
Sementara untuk para remaja, disarankan
untuk mengecek pesan-pesan dan pemberitahuan setelah 15 menit belajar. Cuma
jangan lama-lama. Cukup dua menit saja. Niscaya prestasi akademik tidak akan
terganggu.
Jejaring
sosial pun dapat mengajari anak remaja untuk berempati, atau kemampuan untuk
memahami perasaan orang lain. Memang, empati dan pemahaman itu sebatas digital.
Akan tetapi meski dalam tataran digital, ternyata sifat baik tadi bisa meluber ke
dalam dunia nyata.
Demikian kebaikan dan keburukan jejaring sosial,
yang harus menjadi perhatian orang tua guna kepentingan generasi penerus yang
lebih baik nantinya.
0 Response to "Kebaikan dan keburukan jejaring social Facebook bagi anak dan remaja"
Post a Comment