Selingkuh hati ini tentu saja berbeda dengan selingkuh fisik karena
kebanyakan tidak melibatkan kontak fisik. Walaupun tetap melibatkan
ketertarikan secara fisik, ketertarikan terbesar biasanya muncul karena
faktor emosional. Ekspresi, atau dengan kata lain pengungkapan tentang
perasaan tertarik ini tidak selalu terjadi. Bahkan biasanya justru tidak
diungkapkan.
“Ah, tenang saja, hanya selingkuh hati, bukan selingkuh fisik.”
Kurang lebih seperti itulah pandangan masyarakat apabila membandingkan
bahaya dari selingkuh hati dan selingkuh fisik. Dikarenakan tidak
melibatkan kontak secara fisik, maka selingkuh hati dipandang tidak
seberbahaya selingkuh fisik. Hasil studi terakhir juga menunjukan bahwa
77 persen pria dan 71 persen wanita menyatakan dirinya akan sangat
terbuka apabila pasangannya mengaku bahwa dirinya telah berselingkuh
hati.
Padahal, pada dasarnya selingkuh hati jauh lebih kompleks dan
berbahaya. Fakta menunjukan bahwa selingkuh fisik belum tentu melibatkan
selingkuh hati. Namun, apabila hati seseorang sudah selingkuh, “jalan
tol” menuju selingkuh fisik sudah terbangun. Selain itu, mendeteksi
terjadinya selingkuh hati juga lebih sulit dibandingkan selingkuh fisik.
Jadi, tanpa diketahui tanda-tandanya, tiba-tiba seseorang bisa pergi
dari pasangannya.
Secara sederhana, tanda-tanda selingkuh hati hampir sama dengan
perasaan yang muncul saat jatuh cinta kepada seseorang. Seperti mulai
menunggu untuk mendapat kabar, chatting, atau di-mention
di Twitter maupun facebook. Anda juga akan merasa kehilangan saat tidak mendapatkan
kabar tersebut dan terkadang selalu mencari alasan untuk berusaha
bersama dengan orang tersebut. Perasaan tidak nyaman, terkait
penampilan, juga sering kali muncul ketika berhadapan dengan lawan jenis
tersebut.
Tanda-tanda lainnya, terutama terkait dengan status telah memiliki
pasangan, adalah seringnya melakukan penyangkalan-penyangkalan sekaligus
pembenaran-pembenaran bahwa apa yang dilakukannya bukan dikarenakan
adanya perasaan tertarik. “Ah, ‘kan hanya ngobrol-ngobrol saja. Semua orang juga tahu karena dilakukan di media sosial,” merupakan contoh kalimat penyangkalan dan pembenaran tersebut.
Padahal, sebenarnya dia sudah sangat dikuasai dan tergantung pada
orang tersebut. Secara fisik dan mungkin juga hati, Anda seolah-olah ada
untuk pasangan Anda, tapi sebenarnya pikiran sedang “jalan-jalan”
menemui lawan jenis yang bukan pasangan tersebut. Tidak jarang perilaku
ini juga melibatkan perasaan bersalah terhadap pasangan.
Maka mencoba untuk saling terbuka dengan pasangan resmi Anda tentang segala perasaan dan keinginan Anda itu jauh akan lebih baik.
0 Response to "Selingkuh "hati" lebih berbahaya"
Post a Comment