Prokrastinasi sebenarnya normal terjadi ketika bekerja. Biasanya
orang menjadi menunda-nunda pekerjaan karena menghindari tugas yang tak
menyenangkan atau menakutkan. Namun prokrastinasi dapat berkembang
menjadi masalah serius ketika telah mengganggu kinerja di lingkungan
pekerjaan. Jika Anda merasa khawatir, takut dan stres kebiasaan menunda
pekerjaan ini akan membuat orang lain kesulitan. Sudah saatnya untuk
mengambil tindakan!
Berikut beberapa saran dari Jude Bijou, MA, MFT, seorang
psikoterapis, pendidik professional dan workshop kepemimpinan juga
penulis buku Attitude Reconstruction: A Blueprint for Building a Better
Life untuk mengatasi prokrastinasi yang menghinggapi.
1. Sebut beberapa tujuan dan tantangan.
Tuliskan beberapa tugas spesifik yang telah Anda tunda-tunda demi
membantu Anda lebih fokus. Misalnya, "Saya harus memasukkan semua kontak
klien dan catatan ke dalam software sistem CRM (Customer Relationship
Management) baru dan belajar menavigasikan alat serta folder”.Lalu,
uraikan tugas dan apa yang menjadi tujuan Anda. Misalnya, "Saya ingin
piawai pada perangkat lunak baru sehingga perangkat lunak tak menjadi
halangan kemajuan saya". Memiliki tujuan yang tepat akan membantu Anda
mendapatkan motivasi.
2. Temukan alasan emosi naik-turun.
Langkah ini akan membantu Anda memahami penyebab tindakan
menunda-nunda pekerjaan. Ada beberapa reaksi emosional yang dapat
mengganggu ritme kerja dan menemukan hal yang membuat Anda gagal
menyelami pekerjaan. Misalnya, apakah Anda terintimidasi dengan suara
bel atau berisik di sekitar tempat kerja. Atau Anda merasa sebagai
seorang yang gagap teknologi sehingga hadirnya teknologi baru membuat
Anda merasa sulit mengerjakan pekerjaan. Atau, Anda takut dengan tenggat
atau target pekerjaan yang baru sehingga tak tahu bagaimana harus
memenuhinya. Intinya, cari tahu kemungkinan hal yang membuat Anda takut,
marah, dan sedih. Tiga jenis emosi ini kerap terkait dengan
prokrastinasi.
3. Lepaskan emosi.
Oke, inilah bagian yang menyenangkan. Banyak orang tidak menyadari
bahwa emosi hanyalah sejenis energi. Emosi bisa saja terpendam atau
dilepaskan. Jika Anda sedang sedih, pergilah menonton film sentimental
dan menangis. Jika Anda marah, cobalah tendang atau tinju apa yang dapat
dijadikan sasaran di sekitar ruangan. Jika Anda takut, jangan
besar-besarkan rasa takut Anda. Percaya atau tidak, membiarkan emosi
keluar akan melepaskan energi yang terperangkap, dan Anda akan segera
merasa bebas dari "kemandekan" yang selama ini membelenggu.
4. Melawan keluhan dengan kata positif.
Ketika melakukan tugas yang ditakuti, Anda dapat mengalami sabotase
pikiran sendiri. Seperti, "Aku tidak akan pernah bisa mempelajari semua
ini" atau “aku bukan orang yang tepat untuk pekerjaan ini”. Ketika
keluhan ini meredam motivasi, cobalah sebuah teknik sederhana. Cari
pernyataan positif yang sederhana dan benar. Misalnya, "Jika orang lain
bisa belajar ini, maka aku juga bisa" atau “di jaman dahulu orang tidak
belajar tentang ini dan kini banyak orang mahir. Artinya semua orang
bisa belajar soal ini”.Untuk menetralisir rasa frustrasi karena harus
melakukan pekerjaan yang tak disukai, Anda perlu berkata, "Aku melakukan
ini karena saya ingin mendukung divisiku". Katakanlah ini
berulang-ulang (dalam hati atau di depan cermin) sampai kata-kata ini
menjadi lebih keras daripada keluhan negatif Anda.
5. Memecah gambaran pekerjaan menjadi langkah-langkah yang dapat dilakukan.
Kerapkali Anda sudah membayangkan sulitnya tugas, dan rumitnya urusan
pekerjaan sehingga menahan Anda dari mengerjakan tugas tersebut.
Langkah untuk menyelesaikan tugas yang malas dilakukan, Anda perlu
memulai dan mencari tahu langkah-demi-langkah pekerjaan bisa dilakukan.
Tuliskan tugas-tugas yang harus dilakukan, jadwalkan dan tetaplah
berkomitmen. Selanjutnya, rencanakan setiap bagian dari tugas, termasuk
rincian seperti di mana dan kapan Anda akan bekerja, siapa yang akan
diajak bicara, apa yang akan dibicarakan, serta berapa lama setiap
bagian perlu diselesaikan.
6. Antisipasi hambatan dan rencanakan taktik melakukan pekerjaan.
Bayangan tantangan dan hambatan mungkin muncul ketika melakukan
pekerjaan. Misalnya, mendadak ada proyek lain dengan tenggat waktu
pendek yang mendarat di meja Anda. Bagaimana Anda akan menangani
tantangan tersebut dan tetap maju dengan tugas besar di tangan? Dalam
setiap skenario Anda perlu memiliki taktik untuk tetap mengerjakan
rencana awal Anda. Anda juga mungkin perlu mencari seseorang yang
mendukung upaya atau seseorang yang menjadi mentor secara teratur.
7. Resisten dan tangguh.
Ketika Anda berusaha menyelesaikan tugas, Anda cenderung bertemu
banyak hambatan seperti, alasan lain, suasana hati yang buruk, atau
keputusasaan. Pertempuran resistensi dengan keuletan dan keras kepala
terus terjadi sepanjang proses kerja. Ingatkan diri, Anda dapat
melakukan hal ini, dan Anda akan merasa lebih baik setelah pekerjaan
selesai.
(sumber : nova)
0 Response to "Cara berhenti dari kebiasaan suka menunda pekerjaan"
Post a Comment