Madu Yaman

Kebutuhan akan perencanaan keuangan keluarga

Antara tahun 80 sampai dengan 90 an, belum ada yang namanya profesi Financial Planner atau Perencana Keuangan di Indonesia tapi 10 tahun belakangan profesi ini sudah banyak bermunculan di Indonesia. Ditunjang dengan berkembangnya gaya hidup yang semakin konsumtif dan naiknya inflasi yang membuat kebutuhan hidup dimasa yang akan datang semkin mahal. Juga banyaknya produk-produk investasi yang ditawarkan, dan semakin sadarnya masyarakat akan kesejahteraan hidupnya. 

Ada beberapa alasan mengapa kita membutuhkan Perencanaan Keuangan :

1. Untuk melindungi diri kita dan keluarga dari risiko keuangan

Dalam siklus hidup tentunya ada masa-masa naik dan turunnya tingkat kehidupan , dan tidak dapat dipungkiri, dimanapun situasi kehidupan kita, pastinya berhubungan dengan uang. Naik turunnya situasi keuangan masih dapat diatasi dengan bantuan seorang profesional. Apa saja masalah-masalah penting dan darurat yang berhubungan dengan keuangan, contohnya adalah : kehilangan pekerjaan, sakit keras, kecelakaan yang menyebabkan cacat, dan kematian kepala keluarga sebagai sumber pendapatan.

2. Untuk melunasi hutang

Memang sangat baik jika kita sudah memiliki investasi, baik investasi pada pasar modal, properti, bisnis maupun barang-barang berharga. Namun masih banyak diantara kita yang juga memiliki hutang yang besar, terutama hutang konsumtif. Hal ini sebenarnya sangat penting untuk dicari jalan keluarnya. Sangatlah tidak tepat jika setiap bulan berinvestasi dengan tujuan untuk mengumpulkan aset namun juga menumpuk hutang yang bunganya lebih tinggi dari hasil investasi kita.
Oleh karena itu, menyelesaikan hutang adalah hal yang paling penting didalam sebuah Perencanaan Keuangan yang kita miliki.

3. Untuk biaya membesarkan anak-anak

Setiap orang tua tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu porsi yang cukup besar didalam anggaran rumah tangga adalah biaya untuk membesarkan anak-anak yang dapat berlangsung sekitar 20-25 tahun sebelum anak-anak kita dapat membiayai dirinya sendiri. Biaya ini meliputi sejak anak lahir, hingga biaya pernikahan, namun biaya yang paling besar adalah biaya pendidikan sejak memasuki persiapan sekolah (pre-school) hingga perguruan tinggi. Sebagai ilustrasi, jika biaya kuliah saat ini adalah Rp 50 juta, dengan adanya inflasi maka, dalam 15 tahun biaya tersebut menjadi sekitar Rp 770 juta.

4. Untuk membeli asset (dari kendaraan hingga rumah)

Rumah adalah aset utama yang harus dimiliki oleh seseorang, selain untuk digunakan sebagai tempat tinggal, rumah juga mnjadi sebuat aset yang nilainya bertambah dari waktu kewaktu. Aset kedua yang harus dimiliki adalah kendaraan. Umur kendaraan yang nyaman adalah 5 tahun. Jadi layaknya, setiap 5 tahun kita perlu mengganti kendaraan kita. 

Namun tidak semua orang, walaupun sudah memiliki pekerjaan, mampu untuk membeli rumah dan kendaraan karena gaji yang hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari hari sehingga dari tahun ke tahun uang tidak pernah cukup untuk membeli aset. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi agar keinginan untuk membeli asset dapat tercapai.

5. Untuk membiayai pembelian polis asuransi

Semua aset yang sudah kita kumpulkan adalah untuk memenuhi segala kebutuhan kehidupan keluarga, namun bayangkan jika suatu saat terjadi kecelakaan, sakit atau meninggal, sehingga tidak dapat lagi kita membiayai keluarga kita.Untuk melindungi nilai ekonomis seseorang yang menjadi sumber pendapatan keluarga adalah dengan asuransi. Pertanyaan berikutnya adalah apakah asuransi yang kita miliki nilainya sudah cukup untuk membiayai kehidupan hingga masa depan keluarga yang ditinggalkan dapat terjamin. Berapa sebenarnya nilai asuransi yang harus dimiliki? Apa saja benefit dari asuransi kesehatan yang kita miliki? 

6. Untuk bisa menikmati pensiun dengan taraf hidup yang nyaman

Pensiun adalah saatnya kita menikmati masa istirahat dari pekerjaan. Tentunya kita ingin menikmati dengan taraf hidup yang nyaman. Namun dari mana kita bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai pensiun seperti yang kita inginkan?. Sudah bukan saatnya pada saat pensiun, justru kita masih harus mencari pekerjaan untuk membiayai hidup kita. Bukan hal yang tepat juga jika kita harus bergantung biaya ke anak-anak kita yang mungkin masih memerlukan biaya-biaya untuk kehidupannya sendiri bahkan untuk keluarganya.Sebagai ilustrasi, jika saat ini umur kita 45 tahun dengan biaya hidup kita adalah Rp 15 juta, maka pada saat kita pensiun diumur 55 tahun maka kita membutuhkan dana sekitar Rp 16 Milyar untuk dapat menikmati pensiun selama 20 tahun.

7. Untuk mewariskan kekayaan kita kepada anak-anak

Jika kita sudah memiliki Perencanaan Keuangan maka segala aset dan kekayaan kita sudah tertata untuk setiap tujuan. Pada akhirnya, jika kita berumur panjang dan memasuki usia pensiun, segala kekayaan yang kita miliki dapat kita wariskan kepada anak-anak. Oleh karena itu menyiapkan wasiat juga menjadi bagian dari sebuah Perencaan, agar generasi berikutnya dapat menikmati dan memelihara kekayaan yang kita wariskan.

Semakin cepat kita memulai sebuah perencanaan keuangan maka akan semakin baik, terutama pada saat usia masih produktif. Dengan demikian kondisi keuangan akan menjadi lebih baik dengan jangka waktu investasi yang panjang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 
(sumber : finance.detik)

0 Response to "Kebutuhan akan perencanaan keuangan keluarga"

Post a Comment